"Bismillahirrahmanirrahim"

"Bismillahirrahmanirrahim"

Potret Teladan Dalam Berumah Tangga

Langgengnya kehidupan berumah tangga merupakan suatu tujuan yang diutamakan dalam Islam. Akad nikah diadakan untuk selamanya dan seterusnya agar suami-isteri bersama-sama dapat mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan suami-isteri adalah ikatan yang paling suci dan paling kokoh sebagaimana Allah menyebutnya dengan kalimat “mîtsâqan ghalîzhan” (perjanjian yang kokoh). Begitu kuat dan kokohnya hubungan suami-isteri, maka tidak sepantasnya apabila hubungan tersebut dirusak dan disepelekan. Setiap usaha untuk menyepelekan hubungan pernikahan dan melemahkannya sangat dibenci oleh Islam, karena ia merusak kebaikan dan menghilangkan kemaslahatan antara suami-isteri.


Kedamaian, ketenteraman, kesejahteraan, kasih sayang dan keselamatan merupakan idaman setiap rumah tangga. Namun, pasang surut, gelombang dan terkadang badai mungkin pula menimpa rumah tangga. Kalau masalah ini tidak dapat diatasi, tentu akan mengakibatkan perceraian atau putusnya perkawinan. Oleh karena itu, apabila terjadi perselisihan antara suami-isteri, sebaiknya bisa diselesaikan hingga tidak terjadi perceraian. Sebab, Rasulullah SAW menegaskan :
اَبْغَضُ الْحَلاَلِ اِلَى اللهِ الطَّلاَقُ
Perbuatan halal yang sangat dibenci oleh Allah adalah talak (perceraian)” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim)
Berdasarkan hadis tersebut, perceraian merupakan alternatif terakhir (pintu darurat) setelah ditempuh berbagai cara dan jalan untuk mengembalikan kedamaian dan ketenteraman dalam rumah tangga kedua belah pihak.
Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah telah memberi contoh bagaimana suami-isteri melaksanakan tugas kehidupan berumah tangga dan menciptakan suasana yang penuh dengan kecintaan, ketenteraman, ketenangan, serta kedamaian dan keselarasan. Semua perilaku dan sifat yang diperlukan dalam mewujudkan kehidupan keluarga sakinah, penuh kasih sayang dicontohkan oleh beliau dengan isteri-isterinya untuk menjadi teladan bagi segenap umatnya. Para suami-isteri muslim hendaklah menyadari bahwa untuk membina kemesraan dan keakraban dalam kehidupan suami-isteri tidak ada contoh dan anutan yang paling baik dan mulia selain dari Rasulullah SAW. Allah SWT menerangkan tentang beliau:
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ….” (QS. Al-Ahzab: 21)

Dengan mengikuti dan meneladani kemesraan Rasulullah SAW yang beliau tunjukkan kepada para isteri-isterinya, insya Allah kita akan dapat memperoleh kebahagian dan rahmat dalam berumah tangga seperti yang Allah karuniakan kepada beliau. Di antara beberapa potret kemesraan Rasulullah SAW bersama isteri-isteri beliau adalah sebagai berikut:
1. Meringankan beban kerja isteri
Aisyah ra ditanya: “Apakah yang dikerjakan Rasulullah saw di rumahnya?” Aisyah menjawab: “Beliau adalah seorang manusia biasa yang mencuci bajunya sendiri, memerah susu kambingnya sendiri, dan melayani dirinya sendiri.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW menyadari bahwa selama suami masih dapat mengerjakan keperluannya sendiri, seperti mencuci baju, menjahit pakaian, memerah susu, dan melakukan kepentingan lain untuk dirinya, hendaknya melakukannya sendiri. Selain itu, beliau selalu memperhatikan kesibukan isterinya dalam mengerjakan pekerjaan di rumah. Kalau terlihat pekerjaan di rumah cukup banyak sehingga membebani isterinya, beliau pun tidak segan-segan membantunya. Tumbuhnya sikap kebersamaan dalam menghadapi berbagai tugas keluarga ini akan menumbuhkan kemesraan dengan indah sebagaimana yang dialami Rasulullah SAW dengan isteri-isterinya.
2. Minum dan makanan bergantian pada tempt yang sama
Dari Aisyah ra ia berkata: “,Ketika sedang haidh aku minum, kemudian gelasnya aku berikan kepada Nabi SAW. Beliau pun minum pada bagian gelas yang tadinya aku pakai minum. Demikian pula waktu aku sedang haidh, aku menggigit sepotong daging lalu sisa gigitan itu aku berikan kepada Nabi SAW. Beliau tidak segan menggigitnya pada bagian yang tadinya aku gigit.” (HR. Nasa’i)
Perbuatan Rasulullah SAW di atas memberikan pelajaran kepada suami isteri untuk tidak saling merasa jijik meminum sisa minuman isteri atau memakan sisa makanan isteri. Sebab, hal yang demikian dapat memupuk rasa kebersamaan dan kecintaan satu sama lain.
3. Tidur bersama walaupun sedang haidh
Dari Atha bin Yasar: “Sesungguhnya Rasulullah SAW dan Aisyah biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan Aisyah tiba-tiba Aisyah bangkit. Beliau kemudian bertanya: “Mengapa engkau bangkit? Jawabnya: “Karena saya haidh, wahai Rasulullah. Sabdanya: “Kalau begitu pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali kepadaku.” Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau.” (HR. Sa’id bin Manshur)
Salah satu kebiasaan Rasulullah SAW dengan isterinya ialah mandi bersama dalam satu bak mandi dan menggunakan satu selimut jika tidur bersama. Saat tidur bersama dalam satu selimut, Aisyah mengalami haidh. Rasulullah SAW pun menyuruh sang isteri untuk segera bangun dan mengenakan kain pembalut dan segera kembali ke tempat tidur melanjutkan tidur bersamanya.
Para suami tidak boleh menyuruh isterinya pergi dari tempat tidurnya pada saat menjalani masa haidh. Mereka hendaklah tetap tidur bersama dengan isteri mengenakan kain pembalut agar tidak mengotori tempat tidur. Suami tetap boleh bermesraan dengan isteri yang sedang haidh di tempat tidurnya, karena yang terlarang hanyalah melakukan hubungan jima’.
4. Mencium isteri saat berpuasa
Dari Hafshah putri Umar ra.: “Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa mencium isterinya sekalipun sedang berpuasa.” (HR. Ahmad)
Para suami boleh mencium isterinya meskipun sedang berpuasa selama bisa mengendalikan nafsunya, yakni melakukan hubungan jima’. Bermesraan dengan isteri sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW tidaklah terhalang sekalipun yang bersangkutan sedang berpuasa. Dengan demikian, ajaran Islam justru memberikan peluang kepada suami isteri untuk tetap memelihara suasana kemesraan sekalipun sedang menjalankan puasa.
5. Mencium isteri setelah wudhu
Dari Aisyah ra: “Bahwa Nabi SAW biasa mencium isterinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhunya.” (HR. Abdurrazaq)
Perbuatan Rasulullah SAW tersebut menunjukkan bahwa suami tetap dibenarkan melakukan kemesraan, seperti mencium isterinya walaupun hendak melakukan shalat.
6. Segera menemui isteri jika tertarik kepada wanita lain
Dari Jabir ra: “Sesungguhnya Nabi SAW pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke tempat Zainab, lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar dan bersabda: “Wanita, kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa setan…. Bila seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi isterinya, karena pada diri isterinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita lain.” (HR. Tirmidzi)
Berkenaan dengan kejadian ini Rasulullah SAW menjelaskan kepada sahabat mengapa beliau mengambil langkah semacam itu ketika melihat perempuan yang menarik hatinya. Beliau menjelaskan bahwa wanita selalu membawa godaan serta rayuan setan, baik dari hadapannya maupun dari belakangnya. Artinya, dari arah mana saja laki-laki melihat wanita yang menarik, pasti setan akan turut merayunya sehingga bisa menjerumuskannya pada perbuatan haram. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan kepada para sahabat bahaya hal tersebut dan cara mengatasinya. Cara semacam ini menunjukkan betapa mesra dan intimnya Rasulullah SAW dengan isteri-isterinya. Beliau tidak mau tergoda oleh perempuan lain sekalipun menarik dan cantik. Dengan sikap semacam itu, isteri-isteri Rasulullah SAW selalu merasa bahwa diri mereka dihormati dan dihargai, sehingga mereka selalu merasa dekat dan intim dengan Rasulullah SAW.
7. Isteri tidak menjauhi suami bila sedang marah
Dari Aisyah ra ia berkata: “Rasulullah SAW mengatakan kepada saya: “Sesungguhnya aku mengetahui bila engkau merasa senang kepadaku dan bila engkau marah kepadaku.” Saya bertanya: “Dari mana engkau mengetahui itu?” Beliau menjawab: “Apabila engkau merasa senang kepadaku, engkau mengucapkan: “Tidak, demi Tuhan Muhammad! Akan tetapi, apabila engkau marah kepadaku, engkau mengucapkan: “Tidak, demi Tuhan Ibrahim! Saya menjawab: ‘Betul, demi Allah betul, ya Rasulullah! saya tidak meninggalkanmu, hanya aku tidak menyebut namamu.” (HR. Muslim)
Rasulullah SAW dapat membedakan keadaan senang dan marah Aisyah dari cara memangil Aisyah kepada beliau. Kalau senang Aisyah menyebut: “Demi Tuhan Muhammad” akan tetapi, kalau marah ia menyebut: “Demi Tuhan Ibrahim”. Jadi, nama Muhammad tidak disebut. Meskipun sedang marah, Aisyah tidak meninggalkan Rasulullah SAW, baik meninggalkan tempat tidurnya maupun meninggalkan rumahnya. Ia tetap setempat tidur dan serumah dengan beliau.
Para isteri muslimah hendaklah menjadikan hal ini sebagai teladan dalam kehidupan rumah tangga. Jika isteri marah kepada suami, hendaklah tidak tidur sendiri dan meninggalkan tempat tidur suami atau pergi dari rumah suami. Hal ini dapat memperparah keadaan, sehingga hubungan suami isteri semakin tegang. Bila isteri marah kepada suami, hendaknya ia tetap tidur satu tempat tidur bersama suami. Kemarahannya hendaklah dinyatakan dengan cara lain, sehingga hubungan suami isteri tidak menjadi renggang. Dengan cara seperti ini hubungan suami-isteri insya Allah akan tetap baik dan kemesraannya tidak akan hilang.
Demikianlah diantara potret kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW bersama isteri-isteri beliau. Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِيْ
Artinya: “Sebaik-baik orang di antara kamu, ialah yang paling baik bagi keluarganya dan aku adalah yang terbaik di antara kamu terhadap keluargaku.
Allah SWT berfirman:Artinya: “Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisâ: 19)


Bagikan ke

0 Response to "Potret Teladan Dalam Berumah Tangga"

Post a Comment

About Me

My photo
Melak, Kalimantan Timur, Indonesia
Assalamu'alaikum wr. wb. Saya berharap kehadiran blog ini dapat bermanfaat bagi kaum muslimin demi tegaknya Islam di muka bumi. Amin...

Follow Me on