"Bismillahirrahmanirrahim"

"Bismillahirrahmanirrahim"

KHUTBAH 'IDUL ADHA' SEPANJANG MASA


KHUTBAH KE-1

اَللهُ اَكْبَرُ(9x) اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً.
اَلْحَمْدُاللهِ عَلَى مَااَنْعَمَ بِهِ عَلَيْنَا مِنَ النِّعَمِ التُّؤَامِ, وَاَشْكُرُهُ عَلَى مَااَجْمَلَ اِلَيْنَا مِنَ الْقِسَمِ الْعَوَامِّ. اَشْهَدُ اَنْ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ عَظَّمَ يَوْمَ عِيْدِ اْلاَضْحَى قَدْرَهُ مِنْ بَيْنِ اْلاَنَامِ. يَوْمَ ابْتَلَى فِيْهِ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلَهُ حَيْثُ اَرَاهُ فِيْ مَنَامِهِ ذَبْحَ وَلَدِهِ عِبْرَةً لِلاَنَمِ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ اَنْذَرَ النَّاسَ وَبَشَّرَ بِدَارِ السَّلاَمِ. الَلَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ فِيْ اِخْلاَصِ الْكِرَامِ.
 اَمَّا بَعْدُ – فَيَاعِبَادَاللهِ! اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَاِنَّهَا جَالِبَةُ اْلاِغْتِنَامِ, الْمُنْجِيَةُ يَوْمَ يُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِيْ وَاْلاَقْدَامِ.

Jama’ah ‘Idul Adha yang dirahmati Allah!
Tidak terhingga puji dan syukur kita persembahkan ke hadirat Allah SWT, di pagi hari yang cerah ini, kita berkesempatan ber-‘Idul Adha. Marilah kita sambut hari raya ini dengan gema takbir, tahmid, tasbih dan tahlil. Kita syiarkan keagungan Asma Allah sembari mensyukuri nikmat karunia-Nya.

Allahu Akbar! Tiada arti segala kebesaran dan kemegahan di alam semesta ini, jika berhadapan dengan kebesaran nama-Mu ya Allah.
Allahu Akbar! Tiada nama yang selalu disebut dan disucikan pagi dan petang, bahkan di tengah malam gulita, dan di antara hiruk-pikuknya deru kemajuan teknologi, melainkan nama-Mu ya Rabb.
Allahu Akbar! Dengan kebesaran dan keagungan nama-Mu jua ya Allah, yang membuat Nabi Ibrahim as. tidak ragu untuk mengorbankan putranya Ismail as. selagi muda belia.
Allahu Akbar! Demi keagungan nama-Mu pulalah yang membuat Nabi Ismail as. rela menyerahkan jiwa raganya untuk direnggut sang ayah tercinta, karena mentaati titah perintah-Mu ya Rabb.

Allahu Akbar (3x) walillahil hamd!
Berjuta-juta umat Islam dari segenap penjuru dunia saat ini telah berkumpul di tanah suci. Mereka memenuhi panggilan Allah dengan melakukan rangkaian ibadah manasik haji sambil mengumandangkan talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لّبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, إِنَّ الْحَمْدَ وَ النِّعْمَةَ لَكَ وَ الْمُلْكُ, لاَشَرِيْكَ لَكَ!
“Kami sambut panggilan-Mu ya Allah, kami datang memenuhi panggilan-Mu, tiada serikat bagi-Mu ya Allah. Segala puji dan sanjungan hanya tertuju pada-Mu, segenap nikmat karunia dan kerajaan adalah miliik-Mu semata, dan tiada sekutu bagi-Mu.”
Begitulah gemuruh alunan talbiyah membahana semenjak para jamaah haji mendekati ka’bah baitullah al-haram, tiada hentinya selama kurang lebih sebulan hingga berakhir pada pagi hari tanggal 10 Dzulhijjah, setelah mereka melontar Jumratul ‘Aqabah, dan selanjutnya berganti dengan gemuruh suara takbir, tahmid, tasbih dan tahlil.
Mereka yang menunaikan ibadah haji itu, bukanlah semuanya dari kalangan orang kaya dan berpangkat tinggi. Sebagian besar mereka adalah rakyat biasa, yang sejak lama menanamkan niat untuk ibadah haji. Bertahun-tahun mereka bekerja keras membanting tulang dan mengatur pola hidup berhemat dan sederhana. Kesederhanaan hidup itu telah terlatih jauh sebelum mereka berhaji, hingga saat kembali dari haji pun mereka tetap sederhana. Mereka sisihkan sebagian hartanya untuk kepentingan syiar agama Allah. Bahkan jiwa raga mereka pun selalu siap untuk menegakkan dakwah islamiyah. Hatinya selalu terbina untuk menjaga keagungan dan kesucian agama Islam, dan perilaku mereka pun terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Begitulah profil dan nilai haji mabrur yang oleh Rasululah SAW. digambarkan sebagai jihad yang terafdhal.

Allahu Akbar (3x) walillahil hamd!
Bagi umat Islam yang tidak pergi berhaji, mereka melakukan puasa sunnah ‘Arafah, mendirikan sholat ‘Idul Adha, dan bagi yang mampu menyembelih hewan qurban sebagai pengabdian dan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman:
إِنَّآ أَعۡطَيۡنَٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. Al-Kautsar: 1-3).
Di dalam surat al-Kautsar ini, setelah Allah menegaskan pemberian-Nya berupa nikmat karunia yang banyak, maka Allah memerintahkan Rasulullah SAW dan umatnya untuk mendirikan sholat dan berkorban.
Ibadah sholat adalah rukun Islam yang kedua, yang menjadi kewajiban umat Islam untuk mendirikannya lima kali sehari semalam. Di waktu kita mendirikan sholat itu, segala pujian dan sanjungan dipersembahkan ke hadirat Allah SWT, sembari memohon pertolongan dan petunjuk-Nya dalam mengatasi semua problematika hidup ini. Dan sholat merupakan amalan yang pertama diperhitungkan kelak di hari Yaumil Hisab, bila baik sholatnya maka dianggap baik amalan lainnya, sedangkan jika buruk sholatnya maka dianggap buruk pula amalan lainnya.
Kendatipun sholat memiliki nilai keagungan yang amat besar, namun bila dilihat dari fungsi dan tujuannya, sebagai pengabdian dan ungkapan rasa syukur nikmat, maka mendirikan sholat saja masih belum cukup untuk menjadi indikator dan barometer kualitas iman seseorang, karena itulah Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW dan umatnya untuk berqurban disamping mendirikan sholat.

Allahu Akbar (3x) walillahil hamd!
Qurban berarti kedekatan. Ibadah qurban adalah ibadah yang akan mendekatkan seorang hamba kepada Allah dengan cara menyembelih hewan tertentu, yaitu kambing, sapi, kerbau dan unta pada hari dan waktu tertentu, yaitu pada hari raya ‘Idul Adha dan tiga hari tasyriq dengan tujuan untuk mengharap ridha Allah SWT.
Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa pekerjaan yang paling disukai oleh Allah SWT dari hamba-Nya pada hari ‘Idul Adha dan tiga hari tasyriq adalah menyembelih hewan qurban.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَا عَمِلَ آدَمِىٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُوْنِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا وَإِنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ فَطِيْبُوْا بِهَا نَفْسًا.
“Dari ‘Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidak ada pekerjaan yang lebih dicintai Allah SWT pada hari Nahr daripada menyembelih hewan. Hewan qurban itu  pada hari kiamat akan menjadi kebaikan bagi pelaku qurban tersebut, dengan seluruh bagian daging qurban. Allah SWT akan menerima penyembelihan seseorang lebih cepat dari jatuhnya darah hewan qurban itu ke bumi.” (HR. Tirmidzi)

Jamaah ‘Idul Adha yang dimuliakan Allah!
Terkadang kita menjumpai orang yang aktif beribadah seperti sholat, puasa, bahkan pergi haji berkali-kali, tetapi ketika dimintai bantuan atau sumbangan ia susah mengeluarkan sebagaian hartanya, ia menjadi kikir dan bakhil.  Untuk itulah Allah SWT meletakkan ajaran qurban ini sebagai salah satu indikator kualitas syukur nikmat dan tolak ukur iman seseorang, setelah  mendirikan ibadah sholat.

Allahu Akbar (3x) walillahil hamd!
Nabi Ibrahim as. telah memberikan contoh teladan, bagaimana arti dan makna kehidupan ini, dengan segala perjuangan dan pengorbanan yang silih berganti. Perjuangan dan pengorbanan yang tidak hanya membutuhkan tenaga, pikiran dan jiwa raganya sendiri, bahkan putra kesayangan beliau pun turut dipertaruhkan di hadapan Allah SWT. Dan pengorbanan beliau itu diabadikan Allah dalam bentuk ibadah nyata, yaitu dalam rangkaian ritual manasik haji dan penyembelihan hewan qurban bagi umat Nabi Muhammad SAW selaku penerus akidah tauhid.
Ujian silih berganti yang menimpa Nabi Ibrahim as antara lain, bermula saat dia terusir dari lingkungan keluarga, akibat Ibrahim menentang ayahnya Azar si pemahat patung untuk dipuja dan sesembahan kaumnya. Kemudian Ibrahim dicampakkan ke dalam kobaran api oleh Namruj si raja bengis dan durjana, karena ia meluluh-lantakkan patung-patung berhala sesembahan leluhur.
Lalu setelah berkeluarga, ia diuji oleh Allah untuk tugas suci dengan meninggalkan istrinya Hajar dan putranya Ismail as. di tengah padang pasir tandus dan gersang, yang dengan deraian air mata istrinya pun rela melepaskan kepergiannya dalam tawakkal kepada Allah SWT. Dan puncak segala ujian itu, ialah datangnya mimpi berulang kali sebagai perintah untuk menyembelih putranya Ismail as.
Allah SWT menggambarkan peristiwa tersebut dalam firman-Nya:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata: "Wahai anakku! sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab: "Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar". (QS. Ash-Shaffat: 102)
فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ. وَنَٰدَيۡنَٰهُ أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ. قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ. إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ. وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيْمٍ.
“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia: Wahai Ibrahim! sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat: 103-107)

Jamaah ‘Idul Adha yang dicintai Allah!
Demikianlah sikap seorang ayah yang rela mengorbankan anaknya, karena mentaati titah perintah Allah. Dan begitu pula sikap seorang anak muda yang ikhlas hati, dan tanpa ragu memberikan nyawanya, demi memenuhi perintah Tuhannya. Semua itu bertujuan untuk meraih suatu nilai yang teramat tinggi, yaitu pengabdian diri kepada Allah SWT, dan upaya untuk mencapai ridha-Nya.
Memang mengorbankan apa yang kita miliki itu berat dan pahit. Diperlukan  sabar, ikhlas dan penyerahan diri yang bulat kepada Allah SWT. Dengan memiliki sifat-sifat tersebut, barulah kita sampai kepada puncak iman yang paling tinggi sebagaimana diterangkan oleh nabi kita Muhammad SAW:
ذَرْوَةُ اْلإِيْمَانِ اَرْبَاعُ خِصَالٍ: اَلصَّبْرُ لِلْحُكْمِ, وَالرِّضَا بِالْقَدْرِ, وَاْلإِخْلاَصُ لِلتَّوَكُّلِ, وَاْلإِسْتِسْلاَمُ لِلرَّبِّ.
“Puncak iman itu empat macam: Sabar terhadap hukum Allah, ridha terhadap ketentuan-Nya, ikhlas karena tawakkal kepada-Nya, dan penyerahan diri kepada Tuhannya.” (HR. Abu Na’im)

Allahu Akbar (3x) walillahil hamd!
Barangkali kita belum mampu jika diuji atau berbuat seperti Ibrahim as, tidak sanggup berlaku semacam istrinya Hajar atau semisal putranya Ismail as. Atau mungkin di hari ini kita belum bisa berqurban meskipun seekor kambing/domba sesuai sunnah Rasul, namun kita tetap dituntut untuk berkorban. Mari kita korbankan sebagian harta kita, tenaga, pikiran, bahkan waktu kita untuk mengabdi kepada Allah SWT dan untuk membantu saudara kita kaum muslimin di mana pun mereka berada.
Kita juga dituntut rela menerima dan mengikuti segala keputusan Allah dan Rasul-Nya tanpa ada sikap penolakan sedikitpun, baik lisan maupun di dalam hati. Kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya diwujudkan dalam bentuk melaksanakan ajaran Islam secara total (kaffah) dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Baik yang berhubungan dengan aspek ekonomi, politik, budaya, pendidikan, seni, militer dan aspek-aspek lainnya. Baik siang maupun malam (24 jam sehari semalam) sehingga kita dapat meninggalkan dunia fana ini dalam keadaan muslim.
Semoga dengan menerima dan menjalankan ajaran Islam secara utuh (kaffah), kiranya Allah SWT berkenan memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang berkorban dan berbakti demi tegaknya agama Allah di muka bumi ini. Amin Allahumma amin.

بَارَكَ اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلْ مِنِّىْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. اَقُوْلُ قَوْلِىْ هَذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِىْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH KE-2

اَللهُ اَكْبَرُ(7x) اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً.
اَلْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ, وَاَشْهَدُ اَنْ لآاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَبِهِ وَكَفَرَ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلاَئِقِ وَالْبَشَرِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ مَصَابِيْحِ الْغُرُوْرِ.
  عِبَادَاللهِٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ تَعَالَى اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ, وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِحَّةِ بِقُدْسِهِ, فَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًا عَلِيْمًا :إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا. الَلَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْضَ اللّهُمَّ عَنْ اَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ, اَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ, وَعَلَى بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ, وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَآاَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَالدِّيْنَ, وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ, وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ بَلْدَتَنَا هَذِهِ اَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً وَسَائِرَ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَاقَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَاللهِ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ, وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته




Bagikan ke

0 Response to "KHUTBAH 'IDUL ADHA' SEPANJANG MASA"

Post a Comment

About Me

My photo
Melak, Kalimantan Timur, Indonesia
Assalamu'alaikum wr. wb. Saya berharap kehadiran blog ini dapat bermanfaat bagi kaum muslimin demi tegaknya Islam di muka bumi. Amin...

Follow Me on