"Bismillahirrahmanirrahim"

"Bismillahirrahmanirrahim"

Misi Risalah Isa Al-Masih

Pada tulisan yang lalu, telah dijelaskan bahwa akibat dari pelanggaran Adam dan istrinya ialah hukuman bagi keduanya berupa dikeluarkan dari surga dan tinggal di bumi. Dengan terlaksananya hukuman ini, maka berarti dosa keduanya telah diampuni, karena hukuman telah dilaksanakan.

Berbeda halnya dengan visi pemikiran Kristen, bahwa pelanggaran Adam berkaitan dengan kematian Almasih. Menurut mereka, Almasih datang untuk mensucikan dunia dari kesalahan Adam, juga untuk menyelamatkan jiwa Adam dan istrinya dari neraka Jahannam, setelah keduanya dijebloskan ke neraka karena telah melanggar larangan Tuhan. Sedangkan, menurut gereja-gereja Koptik dan seluruh gereja Kerasulan, meyakini bahwa ruh Almasih, setelah kematiannya, bersatu dengan Lahut untuk kemudian masuk neraka. Dalam buku Teologi karya Igomanis Mikhael Mina, dikatakan bahwa “ruh Almasih setelah bersatu dengan Lahut, pergi ke neraka untuk membebaskan jiwa Adam dan Hawa serta seluruh jiwa yang dipenjara akibat dosa asal itu, dan mereka mati dalam harapan. Berikutnya, ruh Almasih itu membawa mereka menuju surga.”

Secara umum dapat dikatakan bahwa para tokoh gereja Katolik mempunyai dua pendapat tentang kepercayaan ini, yaitu sebagai berikut: Pertama, mempercayai kebenarannya dengan yakin. Sesuai dengan perkataan mereka “Kita harus mengimaninya dengan sebenarnya.” Kedua, meragukan kebenaran keyakinan itu. Sesuai dengan perkataan mereka, “Kita tidak dituntut untuk mempercayai hal itu dengan sepenuh hati. Sebab, orang-orang yang beriman tidak akan dapat memahami dengan mudah makna turunnya itu.” Adapun gereja-gereja Protestan menolak kepercayaan seperti itu dan mengkritiknya.

Gereja-gereja Kerasulan menyandarkan keyakinan mereka tentang hal itu kepada apa yang tertulis dalam buku Ad-Darruts-Tsamin yang memuat pengakuan para pendeta tentang sebagian topik teologi. Kitab itu menulis sebagai berikut, “Saat Tuhan (Almasih) menyelesaikan pengaturannya yang baik, maka Dia mendatangi neraka untuk kemudian mengeluarkan jiwa-jiwa yang dipenjara di sana, dan selanjutnya membuka pintu surga, serta mengembalikan Adam ke derajatnya yang pertama.” 

Saint Ignatius Rasuli berkata, “Tuhan (Almasih) berjalan ke dasar neraka tidak dengan tubuhnya, namun dengan jiwanya. Darahnya ditumpahkan di atas permukaan bumi untuk menjaga bumi dan makhluk yang ada di permukaannya. Tubuhnya diangkat di atas salib untuk menjaga unsur-unsur. Sementara, jiwanya pergi ke dasar neraka dan menyelamatkan orang-orang yang ada di sana.”

Igomanis Mikhael Mina berkata, “Seluruh pendeta dan para biarawan yang baik dari semenjak Adam, mereka semua tinggal di neraka atau dipenjara setelah kematian mereka, hingga datang Almasih dan membebaskan mereka, untuk kemudian memasukkan mereka ke surga. Sebab, sendainya mereka telah mewariskan kenikmatan ini semenjak matinya, niscaya mereka tidak akan merasakan besarnya manfaat kematian Almasih bagi mereka.”

Adapun di antara poin penting keimanan gereja Koptik dan pengakuannya yang resmi, yang didasarkan kepada Kitab Suci dan Konsili Maskoni, sebagaimana yang dikutip dalam buku Teologi adalah sebagai berikut: “Kesalahan Adam diwarisi oleh seluruh keturunannya, selain Almasih. Sebab, manusia tidak mewarisi dosa asal dari ibu, namun dari bapak yang menitiskannya, sementara tubuh tuhan kita (Almasih) tidak dilahirkan melalui pembuahan manusiawi. Cara pembentukan tubuhnya adalah Ruhul Kudus membentuk tubuh itu dari darah Santa Maria saja. Tentang sebab pewarisan dosa Adam kepada seluruh keturunannya adalah karena seluruh manusia dilihat sebagai suatu kesatuan, karena mereka semua mempunyai kesamaan tabiat yang mereka wariskan dari Adam. Sehingga, kesalahan Adam itu menular kepada anak keturunannya. Dan, penyelamat manusia satu-satunya adalah tuhan kita, Yesus Almasih, yang menanggung balasan atas kesalahan itu, dan sifat keadilannya membuat dirinya dengan sukarela mengorbankan diri sebagai penebus dosa seluruh manusia.”

Dengan demikian, dapat disimpulkan tiga poin penting berikut: Pertama, mayoritas gereja memastikan bahwa Adam dan istrinya telah masuk neraka sebagai hukuman atas kesalahan keduanya melanggar larangan langit. Kedua, seluruh anak Adam yang mati masuk neraka. Sebab, mereka seluruhnya menanggung dosa yang telah dilakukan oleh Adam dan istrinya. Ketiga, Almasih datang untuk disalib dan mati, untuk selanjutnya ruhnya naik ke neraka untuk menyelamatkan seluruh anak Adam yang telah masuk ke neraka akibat konsekuensi dosa warisan yang mereka tanggung. Meskipun demikian, sebagian gereja Katolik mengingkari kepercayaan ini dengan sangat, demikian pula dengan gereja-gereja Protestan.
Dari uraian di atas ada dua hal yang perlu diperhatikan:

Pertama, jika Adam dan istrinya dimasukkan ke neraka akibat pelanggaran yang telah mereka lakukan, seharusnya hal itu tertulis dengan pasti dalam kitab Perjanjian lama, meskipun dengan cara isyarat atau metafor. Sebab, masalah yang amat besar dan menyangkut seluruh anak Adam ini tidak mungkin dilupakan untuk disebutkan di dalam kitab-kitab suci yang diturunkan kepada manusia, karena hal itu adalah bagian dari keimanan yang paling besar.
 
Kedua, jika seluruh risalah Almasih hanya terpusat sekitar kedatangannya ke bumi dengan misi khusus untuk menyelamatkan Adam dan istrinya dari neraka, hal itu harus diungkapkan oleh langit dalam kitab-kitab suci secara jelas dan ditempat yang mencolok. Sebab, risalah itu menginginkan agar manusia mengimaninya, dan karena hal itu adalah fokus pertama dan terakhir risalah Almasih. Ia semata datang untuk membebaskan manusia dari kesalahan yang telah dilakukan oleh Adam dan istrinya, yang menyebabkan keduanya masuk neraka.

Pada kenyataannya, di dalam kandungan Kitab Kejadian dan Kitab-kitab lain yang terdapat dalam Perjanjian Lama hanya didapatkan satu pernyataan bahwa Tuhan mengusir Adam dan istrinya dari surga setelah keduanya melanggar larangan Tuhan, dan kemudian turun ke bumi. Sama sekali tidak ditemukan pernyataan bahwa Adam dan istrinya dimasukkan ke neraka, seperti yang diyakini oleh gereja. Juga tidak terdapat pernyataan bahwa adanya dosa Adam yang masih tersisa. Demikian juga di dalam Injil yang empat, tidak didapatkan satu pernyataan, ungkapan, atau isyarat yang menunjukkan keberadaan dosa Adam, apalagi sampai dimasukkan ke dalam neraka. Bahkan, Injil-Injil itu tidak menyebutkan kata “Adam” sama sekali. Almasih pun tidak pernah mengatakan akan adanya dosa Adam, dan tentang misinya yang dikhususkan untuk menghapuskan dosa itu.

Selain itu, apabila misi risalah Almasih untuk membersihkan dan menyelamatkan manusia dari kesalahan adam, penyaliban dan kematiannya akan menjadi harapan seluruh makhluk. Sebab, dengan penyaliban dan kematiannya itulah mereka dapat membersihkan dirinya. Terutama bagi dua belas muridnya yang selalu menemaninya dan mengetahui banyak rahasianya.

Namun anehnya, di dalam Injil Matius ada keterangan sebagai berikut, “Ketika pasukan yang akan menangkap Almasih datang menghampiri mereka tiba-tiba salah seorang murid Yesus menggerakkan tangannya untuk kemudian mencabut pedangnya dan menghunuskannya untuk membela almasih; bahkan yahuda pergi dan mencekik lehernya.”
Padahal, jika risalah Almasih adalah untuk membersihkan dosa manusia seperti yang dikatakan oleh gereja, niscaya Almasih akan amat senang saat ia akan disalib.

Namun, justru dalam Injil Matius ada keterangan yang mengatakan bahwa saat pasukan datang untuk menangkap Almasih, tiba-tiba ia menangis hingga peluhnya menetes seperti butiran darah yang jatuh membasahi tanah, “Kemudian ia (Almasih) tertelungkup bersujud di atas mukanya sambil memohon agar Tuhan menyelamatkannya dari penyaliban itu. Ia (Almasih) tampak sedih dan gelisah, kemudian ia berkata kepada mereka, ‘Diriku amat sedih sekali hingga ingin mati rasanya.’ Selanjutnya ia menelungkupkan mukanya dan berdoa, “Wahai bapak, jika memngkinkan, lewatilah cawan ini dariku, bukan seperti yang aku kehendaki, tetapi sesuai dengan apa yang Engkau kehendaki.”

Adapun Al-Qur’an tidak pernah mengaitkan antara pelanggaran yang dilakukan oleh Adam dan risalah Almasih as sama sekali. Sebab, risalah Almasih adalah sama seperti layaknya seluruh risalah yang diturunkan kepada rasul-rasul Allah yang lain, yaitu mengajak manusia untuk bertauhid atau meng-Esa-kan Allah dan memperkenalkan makhluk akan keberadaan Allah Yang maha Tunggal. Semua nabi-nabi itu tidak sedikit pun memiliki keterkaitan dengan dosa yang dilakukan oleh Adam. Dan, jika Adam serta istrinya telah melanggar larangan Allah SWT, hal itu hanyalah suatu tindakan individual yang tidak adil sama sekali jika kemudian harus dibebankan kepada orang lain. 

Allah SWT berfirman, “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. ‘Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (QS. Al-Isra: 13-14) Juga ayat, “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Al-Muddatstsir: 38) lalu ayat, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya….” (QS. Al-Baqarah: 286) kemudian ayat, “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (QS. Al-Isra: 15) 

Allah SWT telah menerima taubat Adam dan istrinya, tetapi tetap memberikan hukuman atas pelanggaran mereka itu untuk menghapus dosa-dosa mereka. Maka, ketika keduanya telah diturunkan ke bumi sebagai hukuman yang diberikan Allah, maka sejak saat itu Allah SWT telah menghapuskan dosa-dosa mereka, sehingga keduanya tidak lagi menanggung dosa, dan tidak lagi akan dimintakan pertanggungjawaban atas dosa itu diakhirat nanti. Keduanya menjadi suci kembali seperti kertas yang putih bersih. Demikian juga, tidak ada orang lain yang harus menanggung dosa tersebut.

Baca lebih lengkap kitab Al-Faqru wal Ghina fil Qur’an al-Karim karangan Muhammad Bahauddin al-Qubbani.


Bagikan ke

0 Response to "Misi Risalah Isa Al-Masih"

Post a Comment

About Me

My photo
Melak, Kalimantan Timur, Indonesia
Assalamu'alaikum wr. wb. Saya berharap kehadiran blog ini dapat bermanfaat bagi kaum muslimin demi tegaknya Islam di muka bumi. Amin...

Follow Me on