"Bismillahirrahmanirrahim"

"Bismillahirrahmanirrahim"

Verifikasi Kitab Suci 2

Tulisan sebelumnya Verifikasi Kitab Suci 1

Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir diturunkan bagi seluruh umat, terbuka untuk dipelajari oleh siapa pun, baik dari golongan manusia maupun golongan jin, baik orang yang beriman (percaya) terhadap Al-Quran maupun orang yang tidak beriman terhadap Al-Quran. Namun, orang-orang yang tidak beriman (tidak mengakui/percaya) terhadap Al-Quran, sungguh tidak berhak bagi mereka untuk menjadikan Al-Quran sebagai dasar penguat ajaran agama atau pendapat mereka, karena pada dasarnya mereka tidak percaya dengan Al-Quran. Sebaliknya, umat Islam berhak untuk menjadikan Taurat dan Injil sebagai penguat atau pembuktian akan ketidakaslian Taurat dan Injil yang ada sekarang ini, melalui kitab itu sendiri. Sebab pada prinsipnya, umat Islam beriman kepada kitab Taurat, Zabur, dan Injil yang asli. Meskipun, dengan Al-Quran sudah mencukupi untuk menerangkan kepalsuan kitab-kitab tersebut pada masa sekarang ini.

Namun, tetap saja orang-orang yang tidak beriman terhadap Al-Quran berusaha untuk mendukung dan menguatkan pemahaman ajaran mereka dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran. Misalnya sebagaimana yang pernah diceritakan seorang ketua RT kepada saya, bahwa suatu hari terjadi dialog antara dia dengan seorang Nashrani teman sekantornya, sedangkan Nashrani itu untuk mendukung konsep Trinitas (konsep adanya tiga tuhan), berdasar dengan ayat Al-Quran:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَ إِنَّا لَهُ لَحَافِظُوْنَ

Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan Al-Quran, dan sungguh Kami pula yang memeliharanya. (Q.S. Al-Hijr: 9)

Pada ayat ini, mereka mengatakan bahwa untuk menyebutkan kata Tuhan Al-Qur'an menggunakan kata ganti Kami (نَحْنُ ) yang menunjukkan bentuk jamak, yang berarti ada tiga atau lebih Tuhan। Dengan demikian, menurut mereka Al-Qur’an mendukung konsep Trinitas. Sungguh aneh memang, mereka yang tidak beriman terhadap Al-Quran malah menggunakan Al-Quran untuk mendukung konsep Trinitas. Akan tetapi, setiap pertanyaan haruslah dijawab! Mudahan dengan jawaban ini mereka mendapat petunjuk dari Allah SWT.

Pemahaman mereka bahwa kata ganti Kami menunjukkan arti ada tiga atau lebih Tuhan, jelas adalah pemahaman yang tidak benar. Misalnya: Seorang guru membawa beberapa orang muridnya untuk berkunjung ke sebuah Museum. Ketika sampai di Museum, guru tersebut sendirian melapor kepada penjaga Museum untuk diperkenankan masuk dan berkata: Kami dari SMU bermaksud untuk mengetahui benda-benda bersejarah yang ada di Museum ini, mohon diizinkan! Apakah kata ganti Kami di atas menunjukkan banyaknya guru yang berbicara dengan penjaga atau yang ikut ke Museum? Orang yang berakal sehat tentunya paham, bahwa kata Kami yang diungkapkan guru tersebut tidak menunjukkan ada tiga orang atau lebih guru yang menghadap penjaga Museum. Akan tetapi, kata Kami digunakan untuk penghormatan seperti yang biasa digunakan oleh penceramah atau orang yang berpidato. Boleh juga digunakan untuk menggantikan sebutan satu orang guru dan beberapa orang muridnya.

Demikian pula halnya ungkapan Allah SWT dengan kata ganti Kami pada kalimat “Sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan Al-Quran, dan sungguh Kami pula yang memeliharanya. adalah untuk menunjukkan penghormatan kepada orang yang diajar berbicara. Demikian juga, kata ganti "Kami" dan bermakna Allah seorang diri beserta para hamba pilihannya. Kenapa beserta para hamba pilihannya? Karena, mereka adalah orang-orang yang ikut berpatisipasi dalam memelihara Al-Quran, walaupun pada hakikatnya Allah sendiri yang memeliharanya. Sebab, Allah mengajak orang-orang yang beriman untuk menjaga dan memelihara Al-Quran yang ada di hadapan/di tangan mereka. Oleh sebab itulah, mereka disebutkan bersama-sama dengan Allah untuk menunjukkan kemuliaan dan ketinggian derajat mereka di sisi Allah SWT. Dengan demikian, ayat tersebut tidak boleh dipahami secara sepenggal, tetapi harus dipahami secara utuh dan menyeluruh.
Berikut ini penjelasannya:

Ø Al-Quran diturunkan Allah pada malam 17 Ramadhan dalam dua tahap. Pertama, Al-Quran yang berada di sisi Allah di Lauhul Mahfudz (tempat yang terpelihara) diturunkan Allah ke Baitul Izzah (langit dunia) secara lengkap dan sempurna 30 Juz. Kedua, dari langit dunia, Al-Quran dibawa dan disampaikan oleh Malaikat Jibril as. kepada Nabi terakhir, Nabi Muhammad saw. secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun, sesuai perintah Allah, kapan dan dalam peristiwa apa ia harus diturunkan.
Ø Setiap malam bulan Ramadhan, Malaikat Jibril as. datang untuk mengecek hafalan Nabi Muhammad saw. Sehingga, hafalan beliau selalu terjaga kebenarannya.
Ø Turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur (tidak sekaligus) ini sangat memudahkan bagi para sahabat Nabi saw. untuk menghafal Al-Quran. Mereka juga menuliskan Al-Quran yang mereka hafal pada pelepah kurma, tulang-tulang dan lain sebagainya. Nabi Muhammad saw. sendiri mempunyai sekretaris/penulis wahyu sendiri. Dengan demikian, pada masa itu mereka menjaga Al-Quran dengan dua cara, yaitu pertama menghafal Al-Quran di dalam dada, dan kedua menuliskan Al-Quran pada lembaran-lembaran. Kemudian dari generasi ke genarasi Al-Quran diwariskan dengan dua cara tersebut, sehingga dipastikan akan selalu terjaga keasliannya sepanjang masa. Hingga saat ini dan masa yang akan datang, sangat banyak para penghafal Al-Quran di seluruh dunia, karena Allah menjanjikan untuk memudahkan bagi setiap orang yang ingin menghafal Al-Quran. Oleh sebab itu tidak aneh jika banyak dari kalangan non-muslim yang juga hafal Al-Quran, misalnya para orientalis.

Dengan demikian, jelaslah bahwa kata Kami pada ayat di atas untuk menggantikan sebutan bagi:
1. Malaikat Jibril as. yang menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad saw. Dan pada setiap malam bulan Ramadhan ia datang untuk mengulang/mengecek hafalan beliau.
2. Nabi Muhammad saw. yang menerima dan mengajarkan Al-Quran kepada para sahabatnya.
3. Para sahabat Nabi saw. yang memelihara Al-Quran dengan hafalan dan tulisan dan mengajarkannya kepada generasi sesudahnya.
4. Setiap orang beriman yang memelihara Al-Quran dari generasi ke genarasi dengan hafalan dan tulisan, kemudian mengajarkannya kepada generasi-generasi berikutnya sepanjang masa.

Maka sungguh, mereka inilah yang disebut bersama-sama dengan Allah Yang Maha Esa, menggunakan kata ganti Kami untuk menunjukkan kemulian dan ketinggian derajat mereka di sisi Allah SWT.

Nah, coba bandingkan dengan kitab-kitab selain Al-Quran!

Kitab-kitab terdahulu, seperti Zabur, Taurat, dan Injil diturunkan Allah SWT kepada para Nabi dan Rasul sebelumnya secara sekaligus. Akibatnya, umatnya tidak mampu untuk menghafalnya, sehingga sebagiannya telah musnah ditelan bumi dan sebagian lagi telah dirobah sedemikian rupa mengikuti kehendak hawa nafsu mereka. Kalaupun ada dari mereka yang menghafal kitab-kitab tersebut, siapa yang dapat menjamin kebenaran apa yang mereka hafal?

Sekarang ini! Adakah yang hafal kitab Taurat dan Injil? Dengan menggunakan bahasa apa mereka harus menghafal? Bahasa Indonesia kah! Bahasa Inggris! Atau yang lainnya, sedangkan kitab-kitab mereka tidak mempunyai bahasa asli. Oleh karena itu, sudah tidak asing lagi kalau Alkitab (Taurat dan Injil edisi revisi) itu setiap tahunnya mengalami revisi atau perbaikan (perubahan)!

Dua cara (menghafal di dalam dada dan menuliskannya di hadapan Nabinya) inilah yang tidak dilakukan oleh para umat Nabi terdahulu terhadap kitab-kitab suci mereka, sehingga dapat dipastikan bahwa tidak ada lagi dari kitab-kitab suci tersebut yang asli hingga sekarang ini.

Maka, apabila sudah pasti kitab-kitab seperti Zabur, Taurat, dan Injil yang ada sekarang ini sudah tidak asli lagi, karena diselewengkan dan dirobah dengan sengaja oleh tangan-tangan bejat manusia, maka dapat dipastikan pula bahwa isinya penuh dengan kebohongan dan kedustaan dari orang-orang yang bersekutu dengan setan. 

Maka, jika isi Alkitab itu adalah kebohongan dan kedustaan, berarti mengikuti isinya adalah suatu kesesatan yang nyata. Baik itu mengenai keimanan, hukum-hukum, dan lain sebagainya.
Sungguh! Tidak pernah ada suatu umat di dunia ini yang menjaga kitab sucinya, yang melebihi umat Islam dalam memelihara dan menjaga kitab sucinya dari penyelewengan dan perubahan oleh tangan busuk manusia.


Bagikan ke

0 Response to "Verifikasi Kitab Suci 2"

Post a Comment

About Me

My photo
Melak, Kalimantan Timur, Indonesia
Assalamu'alaikum wr. wb. Saya berharap kehadiran blog ini dapat bermanfaat bagi kaum muslimin demi tegaknya Islam di muka bumi. Amin...

Follow Me on